Ditunjuk Menteri Kehutanan
SK No. 576/Kpts-II/98 luas 47.014 hektar
Ditetapkan-----------
Letak Kabupaten Sumba Timur
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Temperatur udara 26° - 30° C
Curah hujan Rata-rata 1.900 mm/tahun
Ketinggian tempat 50 – 1.225 meter dpl
Letak geografis 9°58’ - 10°11’ LS, 120°00’ - 120°22’ BT
Sejarah
Taman Nasional Laiwangi Wanggameti ini secara geografis terdiri dari hamparan berbukit, lembah,dan undulating(bergelombang);dikenal ada kelompok hutan yakni kelompok hutan Laiwangi Wanggameti(RTK 50).
Zaman Pemerintah Hindia Belanda lewat Surat Keputusan Swapraja ZB bsl 6-1-1932 No.3 dan ZB bsl 6-1-1930 No.5 serta ZB bsl 20-7-1930 No.9, kelompok hutan ini dilindungi. Kemudian status hutan ini ditetapkan sebagai hutan tutupan dengan fungsi Hydrologisch Reserve berdasarkan SK Bupati Kepala Daerah TK II Sumba Timur No. 9/Pemb.1/3 tanggal 30 Januari 1965.
Tahun 1983 berdasarkan TGHK melalui SK Menhut No. 89/Kpts-II/1983 tgl 2 Desember 1983 telah ditetapkan 1. 667.962 ha hutan sebagai hutan tetap di propinsi NTT. Pada Tahun Anggaran 1984/1985 dilaksakan kegiatan Pengukuhan Kelompok Hutan Laiwangi Wanggameti (RTK 50) oleh Sub Balai Inventarisasi dan Perpetaan Hutan Kupang bekerja sama dengan Balai Inventarisasi dan Perpetaan Hutan Wilayah VIII Denpasar dengan hasil panjang batas luar 125,2 Km dan luas definitif 42.567,50 Ha. Berita Acara Tata Batas kelompok hutan Laiwangi Wanggameti (RTK 50) baik di tingkat Kabupaten, Propinsi dan Pusat sudah dapat diselesaikan dan disahkan oleh Menteri Kehutanan tanggal 21 Januari 1986.
Berdasarkan SK Menhutbun No. 576/Kpts-II/1998, Menhutbun menunjuk Taman Nasional Laiwangi Wanggameti yang berasal seluruhnya dari RTK 50 seluas 47.014 ha, tetapi di dalam SK Taman Nasional Laiwangi Wanggameti ini tidak menyebutkan adanya “enclave” yang faktanya ada 2 desa di dalam kawasan yakni Ramuk dan Katikuai. Terhitung tahun 2006/2007 desa Ramuk telah mekar menjadi 2 (dua) desa yakni desa Mahaniwa dan desa Ramuk, luas desa enclave ini + 4.447 ha. Kedua desa Ramuk dan desa Katikuai dipandang sebagai kantong penduduk dan selanjutnya perlu klarifikasi penetapan enclave lewat proses tata batas definitif Wanggameti.
Kondisi Geografis
Kabupaten Sumba Timur memiliki 7 Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu : DAS Kambaniru 111.000 Ha, DAS Kaliongga 55.000 Ha, DAS Melolo 45.000 Ha, DAS Kadahang 40.000 Ha, DAS Nggongi 26.000 Ha, DAS Tidas 33.000 Ha dan DAS Watumbaka 23.000 Ha.
Flora Dan Fauna
Flora
Di kawasan ini terdapat jenis tumbuhan antara lain jambu hutan (Syzygium sp.), pulai (Alstonia scholaris), beringin (Ficus sp.), kenari (Canarium oleosum), kayu manis (Cinnamomum zeylanicum), honggi (Myristica littoralis), suren (Toona sureni), taduk (Sterculia foetida), kesambi (Schleichera oleosa), dan hangkang (Palaquium obovatum).
Di kawasan ini terdapat jenis tumbuhan antara lain jambu hutan (Syzygium sp.), pulai (Alstonia scholaris), beringin (Ficus sp.), kenari (Canarium oleosum), kayu manis (Cinnamomum zeylanicum), honggi (Myristica littoralis), suren (Toona sureni), taduk (Sterculia foetida), kesambi (Schleichera oleosa), dan hangkang (Palaquium obovatum).
jambu hutan
beringin
Kenari
Fauna
Taman Nasional Laiwangi-Wanggameti merupakan habitat dari beberapa satwa liar seperti kera ekor panjang (Macaca fascicularis fascicularis), babi hutan (Sus sp.), biawak (Varanus salvator), ular sanca Timor (Phyton timorensis), dan ayam hutan (Gallus gallus). Selain itu, merupakan populasi utama burung walik rawamanu (Ptilinopus dohertyi), punai Sumba (Treron teysmannii) dan berbagai jenis burung lainnya seperti gemak Sumba (Turnix everetti), kakatua cempaka (Cacatua sulphurea citrinocristata), nuri (Lorius domicella), sikatan Sumba (Ficedula harterti), kepodang-sungu Sumba (Coracina dohertyi), dan madu Sumba (Nectarinia buettikoferi)
Taman Nasional Laiwangi-Wanggameti merupakan habitat dari beberapa satwa liar seperti kera ekor panjang (Macaca fascicularis fascicularis), babi hutan (Sus sp.), biawak (Varanus salvator), ular sanca Timor (Phyton timorensis), dan ayam hutan (Gallus gallus). Selain itu, merupakan populasi utama burung walik rawamanu (Ptilinopus dohertyi), punai Sumba (Treron teysmannii) dan berbagai jenis burung lainnya seperti gemak Sumba (Turnix everetti), kakatua cempaka (Cacatua sulphurea citrinocristata), nuri (Lorius domicella), sikatan Sumba (Ficedula harterti), kepodang-sungu Sumba (Coracina dohertyi), dan madu Sumba (Nectarinia buettikoferi)
Potensi Wisata
Laiwangi-Wanggameti belum lama ditunjuk sebagai taman nasional, sehingga fasilitas untuk pengunjung masih sangat terbatas. Akomodasi yang tersedia berupa homestay yang disediakan dan dikelola oleh masyarakat setempat.
Objek Wisata alam di daerah Wanggameti Laiwangi yang ada cukup banyak dengan panorama yang indah air terjun termasuk air terjun Laputi, air terjun Kanabuai, air terjun Waikanabu, air terjun Kahalatau, Danau Laputi di mana ada belut suci (masyarakat setempat menyebutnya itu: "Apu").
Objek Wisata alam di daerah Wanggameti Laiwangi yang ada cukup banyak dengan panorama yang indah air terjun termasuk air terjun Laputi, air terjun Kanabuai, air terjun Waikanabu, air terjun Kahalatau, Danau Laputi di mana ada belut suci (masyarakat setempat menyebutnya itu: "Apu").
Air terjun Laputi
Danau Laputi
Peninggalan Kuburan Kuno
Di sekitar Taman Nasional Laiwangi-Wanggameti banyak dijumpai kuburan kuno yang diukir dengan beberapa motif seperti kuda, kerbau, orang lelaki dan wanita. Kuburan kuno ini merupakan simbol dan status sosial dari keluarga yang ditinggalkan.
Ada sumber daya manusia di Taman Nasional Wanggameti Laiwangi terdiri dari jabatan struktural, posisi non-struktural dan fungsional dan pekerja kontrak. Kondisi jumlah karyawan pada akhir Maret 2011 berjumlah 46 orang, dengan kedatangan empat orang non-struktural calon pegawai negeri sipil dengan latar belakang pendidikan Diploma III pada April 2011 saat itu sampai sekarang total karyawan di Laiwangi Wanggameti Taman Nasional nomor 50 orang dengan latar belakang pendidikan yang berbeda dan daerah asal.
Megalithic tomb stone
Megalithic tomb stone
Mamoli the typical jewelry of Sumba
Kondisi Sosial dan Budaya
Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Sumba terbagi menjadi beberapa strata yaitu strata Ningrat, strata Kabihu dan terakhir Strata Ata (masyarakat biasa). Aktivitas kedua strata ini dalam komunitas masyrakat Sumba Timur terjalin dalam ikatan kabihu yang Menggabarkan keeratan tatanan adat khususnya dalam acara – acara sakral seperti :Upacara Kematian, Acara Pesta Perkimpoian dan Urunan gotong royong dalam kerabat – kerabat keluarga.
Hubungan antara ningrat dan ata dibangun dengan penuh kekeluargaan dan kekerabatan, bahkan serung sebagai hubungan antara anak dan bapak. Pola adat seperti ini perlu dilesatrikan sebagai salah satu kebanggan Etnis Sumba Timur
Musim kunjungan terbaik: bulan Maret s/d Juni dan Oktober s/d Desember setiap tahunnya.
Akses
Untuk dapat mencapai Kawasan Taman Nasional Laiwangi Wanggameti dapat di tempuh melalui :
Untuk dapat mencapai Kawasan Taman Nasional Laiwangi Wanggameti dapat di tempuh melalui :
1. Jalur Udara
Dengan Pesawat Merpati F- 100 atau Pesawat Trigana Setiap hari dengan jarak tempuh selama 1 – 1,5 jam, dapat melalui kupang maupun Denpasar.
2. Jalur Laut
KM Fery – ASDP :
Kupang- Ende- Waingapu dengan waktu tempuh selama + 36 jam
Kupang- Aimere- Waingapu dengan waktu tempuh selama + 32 jam
K AWU – PT.PELNI:
Kupang - Ende - Waingapu dengan waktu tempuh selama + 22 jam
Benoa - Waingapu dengan waktu tempuh selama + 36 jam
3. Jalur Darat
Waingapu – TN Laiwangi wanggameti dapat di tempuh dengan
kendaraan roda empat atau roda dua dengan waktu tempu 1-1,5 jam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar